Friday, March 7, 2008

HARAPAN ITU BERNAMA; LOKAKARYA

Dalam garis historisnya pergerakan mahasiswa selalu identik dengan pembaharuan dan perubahan, adakalanya bersifat parsial bahkan radikal sekalipun. Untuk itu, pergerakan mahasiswa di Indonesia nampaknya sedikit besarnya mempengaruhi semangat pergerkan mahasiswa Indonesia di Mesir.

Salah satunya senat fakultas. Semangat orientasi pergerakan mahasiswa merupakan awal mula terlahirnya senat fakultas, hal tersebut sebagai wujud dari urgensi senat sendiri yang meliputi perwujudan kesinergisan yang konstuktif antar lembaga kemahasiswaan dan birokrasi mahasiswa. Selain itu senat diharapakan mampu membangun idiologi gerakan yang berlandaskan budaya ilmiah, mewujudkan penyegaran dan dinamisasi keilmuan dalam spesifik bidang serta menyediakan asistensi bantuan bimbel dan penataan program belajar kepada anggota.

Namun pada implementasinya, senat fakultas dikalangan masisir baik diakui maupun tidak, keberadaanya seolah menjadi organisasi yang di-anak tirikan. Hal tersebut bukan berarti senat tak memiliki fungsi, melainkan sebagian besar lagi-lagi karena minimnya dukungan finansial, baik dari pihak PPMI sebagai oraganisasi induk terlebih lagi KBRI sebagai stakeholders yang konon, duitnya melimpah. Selanjutnya karena alasan keterbatasan SDM dan minimnya anggota, diamana masisir lebih cenderung memilih organisasi lain yang dianggap lebih bonafid.

Namun kini ada secercah harapan baru, dimana organisasi semacam senat yang masih kembang-kempis, mampu bangkit dan berdiri kembali sebagai organisasi garda depan dalam membangun kembali wacana prestasi masisir terkhusus dalam bidang akademis, harapan tersebut tak lain bernama Lokakarya.

Lokakarya merupakan perhelatan terbesar dalam sejarah masisir, perhelatan tersebut merupakan wujud dari kekhawatiran dan perhatian para stakeholders terhadap Masisir yang acapkali larut dalam agenda yang tak urung jelas. Puncaknya saat tahun 2004– 2005, Perbandingan terbalik antara laju kuantitas dan prestasi akademik menjadi alasan utama, yaitu: ketika fenomena banyaknya jumlah mahasiswa yang berbondong-bondong datang dari tanah air, tak berimbang dengan kualitas akademik yang memadai.

Lokakarya memang telah lama berlalu, kini perhelatan tersebut tinggal kenangan diamana saat itu "tamu-tamu agung" baik dari tanah air, Azhar hingga ketua Mabahis bisa kita temui di satu gedung dengan undangan yang entah menghabiskan berapa duit.

Walaupun tak sedikit pihak yang kurang setuju dengan agenda ini, dengan modal selangit akhirnya KBRI dianggap berhasil menjadi pihak penyelenggara, beberapa point kesepakatan dihasilkan, wacana improvisasi pengembangan mutu serta prestasi mahasiswa Indonesia di Mesir menjadi jargon besar perhelatan tersebut.

Kini Lokakarya saatnya ditagih janji, sepatutanya ia menjadi secercah harapan, bukan hanya janji-janji palsu yang tak bermutu. Mungkinkah masisir maju..?, Mungkinkah organisasi dan komunitas semacam senat yang jelas-jelas memiliki komposisi langsung dengan emosional akademis masisir mampu terbantu..?, entahlah kita hanya bisa berharap untuk selanjutnya mari kita bersama-sama kembali merajut serta mensinergikan wujud senat di mata masisir, dukungan dan harapan yang bernama Lokakarya itu, mudah-mudahan saja jadi kenyataan. Amin !!






No comments:

Post a Comment